liburan cirenbon 2017

-
Liburan Cirebon 2017

Hai semua! Bagaimana liburan kalian kali ini? Semoga liburan kalian seru semua, yaa! Biasanya kalau liburan itu pasti banyak yang keluar rumah (jalan-jalan), atau mungkin ada juga yang di rumah saja. Kalau aku lebih banyak ke luar rumah! Jadi, sekarang aku akan menceritakan pengalaman liburanku.

Liburan tahun ini aku pergi ke Cirebon bersama keluargaku, tanggal 23 – 25 Desember.
Cirebon, 23 – 25 Desember 2017

Perjalananku ke Cirebon dimulai pada hari Sabtu, tanggal 23 Desember 2017. Aku berangkat ke Cirebon bersama keluargaku. Kami berangkat dari rumah sekitar pukul 05.30 pagi menggunakan mobil. Perjalanan ke Cirebon, saat itu tidak begitu macet. Karena tidak terlalu macet kami sampai di Cirebon pukul 08.30 pagi. dari saat pertama kali masuk Cirebon kami langsung mencari hotel untuk menginap selama di Cirebon. Setelah lama berputar-putar di Cirebon, akhirnya kami mendapatkan hotel. Sesampainya di hotel kami segera istirahat dan merapihkan barang-barang kami. Karena saat itu sedang hujan kami memutuskan untuk tetap tinggal di hotel. Saat waktunya makan siang, kami memakan bekal yang telah kami bawa dari rumah. Karena saat itu kami masih tetap lelah kami akhirnya menghabiskan waktu siang – sore itu di hotel.

Malam telah tiba, kami memutuskan untuk mencari makanan di luar hotel. Kami akhirnya menemukan sebuah restoran bernama, restoran Haji Moel. Di restoran itu menunya cukup banyak dan juga enak, tapi restoran H. Moel juga lumayan ramai jadi kami agak lama mengantri. 

Setelah makan malam, kami langsung kembali ke hotel dan langsung tidur karena besok jadwalnya akan padat.

Minggu, 24 Desember 2017
Hasil gambar untuk batik trusmiPagi ini sedikit gerimis, jadi udaranya sedikit dingin. Kami langsung bersiap- siap untuk perjalanan hari ini! Setelah semua anggota keluarga siap, kami segera mencari tempat sarapan. Akhirnya kami menemukan sebuah tempat makan yang terkenal dengan bubur ayam dan bubur kacang hijaunya, tapi aku tidak ingan nama tempat makannya apa. Setelah makan kami pergi ke Batik Trusmi! Mungkin kalau kalian sudah sering ke Cirebon mungkin kalian tahu pusat batik di Cirebon ini. Disana kami tentunya mau membeli batik, dan juga untuk oleh- oleh.
Gambar terkaitSetelah dari Batik Trusmi, kami pergi ke pemandian air panas belerang, Banyu Panas, Palimanan saat sore hari. Disana kami berendam air belerang yang katanya bisa menyembuhkan banyak penyakit itu. Pemandian air panas ini lumayan bagus, suhu air belerang di pemandian ini bahkan bisa mencapai suhu 40 – 61 celsius. Jadi kalian harus hati-hati juga ya jika ingin berendam. Setelah itu kami makan malam di restoran ayam bahagia, di restoran itu terkenal dengan ayamnya yang lumayan enak. Karena sudah mengantuk kami pulang ke hotel dan istirahat karena besok kita akan pulang!

Senin, 25 Des 2017
Paginya ini kami segera sarapan, di restoran nasi jamblang, mang Dul. Restoran ini menyediakan makanan yang bisa kita ambil sendiri sesuai porsiinya, dan harganya sesuai dengan porsi yang kita ambil. Setelah sarapan kami mampir ke salah satu toko oleh-oleh, tentunya untuk membeli oleh-oleh. Setelah puas kami akhirnya pulang ke Jakarta…

Nah itu dia cerita liburanku ke Cirebon, menurutku barang-barang yang dijual di Cirebon itu murah-murah. Tapi, di Cirebon itu wisatanya kurang banyak. Jadiii… sampai jumpa lagi di liburan selanjutnya!









Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

CIta-cita Anak Labschool

-
Gambar
Halo teman-teman! Hari ini aku akan bercerita sedikit tentang cita-citaku. Kalian tentunya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya cita-cita. Semua orang pasti memiliki cita-cita. baik yang muda, maupun yang dewasa. bahkan dari kecil, kita sudah sering membayangkan 'aku saat besar ingin menjadi apa ya...'.  Sama halnya seperti sekarang. Sekarang aku juga masih sering berandai-andai tentang masa depanku. Dulu saat masih kecil, aku punya cita-cita yang sangat beragam, mulai dari dokter hingga pelukis. namun semakin aku tumbuh besar, aku mulai dapat menentukan cita-citaku. Aku mulai menentukan cita-citaku melalui  hobiku, dan aku pun mulai menginginkan cita-cita yang berhubungan dengan desain. Seperti arsitek, desinger interior dan semacamnya.  Itu adalah cita-citaku untuk jangka panjang. Dan untuk sekarang, sebagai seorang anak 9 SMP yang ku cita-citakan adalah mendapatkan nilai terbaik untuk ujian nasional nanti. Beberapa bulan lagi, kami akan menjalani ujian nasi
Read more »

Ruang (2)

-
  Sebuah kisah tentang ruang. Sang kakek benar-benar menghukum mereka pagi harinya. Semalam, saat mereka memasuki pondok, kakek sudah menunggu mereka di depan perapian. Tubuh kerempengnya tak menghalanginya untuk menjewer telinga kedua anak itu. Janggut tipisnya bergoyang-goyang saat dia menceramahi bahwa 'Pergaulan remaja di Asteria terlalu liar!' dan 'Jika lain kali kalian pualng melewati batas waktu, aku tak akan membukakan pintu lagi! Biar kalian tidur di luar! Buat api sendiri!'. Jadi keesokan harinya dibuatnya Rigel dan Akha menyerok salju seharian. "Jangan masuk bila halaman rumah belum bersih, makan kalian akan kuantar ke halaman," katanya sebelum mengunci pintu pondok. Meninggalkan cucu-cucu itu dengan dua sekop berkarat. "Hari minggu! Seharusnya aku kencan dengan Astrid hari ini!" Akha langsung melemparnya dengan bongkahan salju. "Kau pikir aku juga senang melakukan ini?" Rigel tertawa kecil, "Setidaknya Uwai tidak pernah pi
Read more »

Ruang (1)

-
Sebuah kisah tentang ruang. Angin-angin tak pernah berbohong ketika mereka sampaikan musim dingin lewat siur-siur perjalanan mereka. Menggugurkan daun-daun mapel. Menerbangkannya ke Danau Rosemary yang setengah membeku. Para perempuan menutup kepala mereka dengan syal, menjaga rambut mereka dari siur angin nakal. Sementara para lelaki sibuk mengumpulkan kayu-kayu bakar untuk persediaan musim salju. Anak-anak mereka membangun bukit dedaunan dan bersembunyi di dalamnya. Musim dingin, tanah Asteria mulai menebal dibuatnya. Asteria, yang orang-orang sebut sebagai kota para pedagang, tak menunjukkan redup gemilaunya. Di bawah tebing Rald itu, Asteria tetap hidup merayakan turunnya salju. Lampu warna-warni dipasang, tenda-tenda ditandu, diserok pula salju dari setiap gang kecil itu. Sungguh, tak ada pendatang yang sanggup mengalihkan pandang dari kota ini. Tak terkecuali Akha yang mengetukkan kakinya di pinggir tebing Rald, memandang Asteria lewat mata setengah sayunya. "Indah kan?"
Read more »